Jalan (road)
Ketika aku melihatnya, melaluinya, merasakan keras betonnya. Jalanan mengingatkanku akan rumah (home). Bagiku jalanan (road) bukanlah sarana menuju rumah, jalan itulah yang seolah telah menjadi rumah. Jalanan menandakan harapan yang tak putus, menyimbolkan kehidupan itu sendiri. Kadang lebar kadang sempit. Kadang lurus kadang berliku. Kadang menanjak kadang datar. Kadang mulus kadang rusak. Kadang menempuh jalan yang sama kadang menempuh jalan yang baru. Seperti itu kan kehidupan! Setiap jalan yang dilalui mengantarkan pada tempat baru, yang sebelumnya tak pernah dipijak. Di saat yang sama, jalan yang sama, ia membuat ku terpisah dari tempat yang kukenal, membuat jejak-jejak memori, meninggalkan kisah-kisah serta tokoh-tokoh didalamnya. Aku bisa memilih jalan, namun ada waktunya jalan yang yang memilihku. Ketika itulah orang lain menyebutnya tersesat. Namun definisi tersesat bagiku bukanlah salah jalan, karena tak ada jalan yang salah, pula tak ada jalan yang 100% benar. Jalan adalah...