Catatan Perjalanan ke Gunung Luhur, Citorek, Lebak - Banten (14 - 15 Sept 2019) - PART 3

PART 3 - SUASANA ALAM, PENGUNJUNG, DAN FASILITAS


LOKASI


Lokasi Gunung Luhur terletak persis di tepi jalan baru, jalan akses Lebak Utara-Lebak Selatan. Jika Anda dari arah Rangkasbitung, maka letaknya di sebelah kanan jalan. Sebaliknya jika Anda dari arah Bayah/Malingping, maka letaknya di sebelah kiri jalan. Anda tidak mungkin melewatkannya, karena hanya itu satu-satunya pusat keramaian di sana.

Dan sangat tidak direkomendasikan untuk melakukan perjalanan kesini pada malam hari, kecuali memang Anda mencari sensasi petualangan yang tidak biasa. Dikarenakan pada malam hari rutenya tidak ada penerangan dan potensi tertutup kabut, jarak pandang amat sangat terbatas ditambah medan yang semi ekstrim.

Anda bisa dengan mudah menemukan lokasinya di Google Map, ketik saja Gunung Luhur Ciusul. Namun saran saya, untuk mencapai tempat ini jangan mengandalkan Google Map, karena Anda akan melewati lokasi susah sinyal. Percayai saja insting petualang Anda dan jangan malu bertanya.

SUASANA ALAM
Suasana alam di Gunung Luhur? Bagi saya yang tinggal di Bayah, tempat yang masih cukup asri. Pergi ke Gunung Luhur masih merupakan sebuah refreshing. Udaranya lebih segar, pemandangannya lebih luas, ingin rasanya berlama-lama disini.

Kami tiba pukul dua siang, dan masih berkesempatan menikmati suasana Gunung Luhur di sore hari. Tidak ada awan yang menghalangi pemandangan ke bawah. Sehingga luasnya pemandangan masih bisa kami nikmati, perkampungan di bawah masih bisa terlihat, rasanya cocok untuk paralayang. Ada pepatah bahwa sebuah foto dapat menggantikan ribuan kata. Namun ribuan foto tidak dapat menggantikan pengalaman langsung. Begitulah kira-kira pemandangan disana.

Malamnya, terlepas dari hingar bingar pengunjung lain yang merusak syahdunya malam, suasananya tetap luar biasa. Kebetulan kami berkunjung di saat bulan purnama dan kondisi langit berawan, sehingga keindahan bintang-bintang tidak bisa kami nikmati secara maksimal. Yang dapat Anda nikmati di malam hari, adalah sejuknya suasana malam, kabut yang merambat naik, dan hiasan langit berupa bulan serta bintang.

Selain itu ada juga jagung bakar yang sangat lezat dinikmati di tengah dinginnya malam. Kemudaian ada penjual kayu bakar, jika Anda memutuskan untuk membuat api unggun (jangan lupa tetap di jaga faktor keselamatan dan kebersihannya). Minimal Anda bisa menyeduh pop mie yang rasanya berkali lipat lebih nikmat jika disantap di tengah dinginnya suasana malam di Gunung Luhur.
Tips untuk menikmati suasana malam di Gunung Luhur :
  1. Cari spot yang bagus jauh dari keramaian
  2. Datang jangan pada saat bulan purnama agar bisa melihat keindahan bintang-bintang
  3. Bawa alat penerangan secukupnya
  4. Datang pada saat weekday ( Senin – Jumat ) untuk mengurangi polusi cahaya dan suara di malam hari
  5. Buat api unggun bersama keluarga atau teman dekat
  6. Buat barbeque di tengah gelapnya malam sambil bercengkrama bersama orang-orang terdekat
  7. Siapkan teleskop dan kamera profesional jika ada, untuk menikmati dan mengabadikan bintang-bintang
  8. Buang rasa takut Anda terhadap makhluk halus. Minta perlindungan kepada Allah. Jangan nonton film horror sebelumnya.
  9. Jangan lupa istirahat untuk menikmati suasanya paginya. Atau sekalian begadang agar tidak terlewat waktu subuh.
Suasanya pagi harinya jangan ditanya, ini yang paling ditunggu-tunggu oleh pengunjung Gunung Luhur. Menyaksikan negeri di atas awan, tanpa perlu bersusah payah naik gunung atau pergi ke Dieng. Area pandang Gunung Luhur dibuka pukul 05.30, jadi sekitar pukul itu pengungjung sudah antri di bawah untuk naik ke atas. Beruntung bagi kami, bisa menyelinap ke atas pukul 05.00 jadi kami bisa menemukan spot terbaik dan menikmati momen sebelum banyak pengunjung naik. Hanya saja akhirnya kami kena teguran petugas karena ketahuan menyelinap. Kami meminta maaf karena memang sebelumnya tidak tahu ada aturan bahwa pengunjung baru bisa naik pukul 05.30.

Suhu udara disini tidak terlalu dingin, saya sendiri hanya mengenakan kemeja, tidak perlu jaket apalagi sampai berlapis-lapis. Untuk pemandangannya, mungkin lebih baik diungkapkan dengan foto daripada dengan kata-kata. Anda juga bisa menemukan gambar serupa bertebaran di internet. Yang perlu diingat, ribuan foto tidak bisa menggantikan pengalaman langsung. Anda perlu datang langsung kesana.




THE VISITOR

Terkadang foto bisa menipu, memang begitu adanya. Karena foto hanya mengabadikan sudut pandang tertentu di waktu tertentu. Ketika memotret ke depan maka apa yang ada di belakang kita tidak tahu. Ketika memotret close up, maka kita kehilangan gambaran besarnya. Ketika memotret pemandangan, kita tidak tahu betapa hiruk pikuk suasana orang yang menikmati pemandangan tersebut.


Menurut saya, memang hak tiap orang menikmati pemandangan, dan itu tidak dapat kita larang. Salah kita sendiri datang ketika weekend. Jika menginginkan suasana yang tidak terlalu crowded, maka datanglah kamis malam jumat, atau di hari kerja lainnnya.
Wisata alam yang indah dan pengunjung yang membludak memang sulit dipisahkan, begitu pula di Gunung Luhur. Keindahan pemandangan negeri di atas awan menjadi magnet bagi banyak orang. Yang bisa menjadi berkah juga bisa menjadi musibah jika tidak dikelola dengan baik.

Satu hal yang cukup kami sayangkan adalah tidak adanya jam malam yang ditetapkan oleh pengelola Gunung Luhur. Yaitu waktu ketika tidak boleh lagi ada kegaduhan berupa orang yang bermain musik, menyetel musik dari speaker, maupun yang tertawa keras. Rasanya perlu ada jam malam seperti itu, diatas jam 12 sampai pagi misalnya. Karena pengalaman saya, masih ada saja orang yang bermain musik di pukul 3 dan 4 pagi, bahkan hingga waktu solat subuh. Mengganggu orang yang ingin beristirahat atau mungkin ingin sholat di tengah syahdunya alam dan malam. 

O iya, pengunjung di Gunung Luhur, mulai banyak berdatangan pada pukul 17.00 ke atas. Banyak yang masih berdatangan di malam hari bahkan hingga tengah malam masih ada yang datang. Selain itu di pagi hari pun masih ada pengunjung yang baru mencari tempat parkir. 


Foto diatas menunjukkan perbedaan pengunjung Gunung Luhur di Sabtu Sore dan Minggu Pagi. Kendaraan roda empat sampai tidak tertampung di parkiran. 

FASILITAS

Fasilitas di Gunung Luhur terbilang sudah cukup lengkap, berikut gambarannya kurang lebih :
  • Tiket masuk ke area pandang Rp.5000 per orang. Jika kita datang sore hari sudah termasuk tiket masuk di pagi harinya. Namun sayangnya belum ada karcis tiket, sehingga tidak ada bukti jika kita sudah membayar tiket.
  • Spot untuk selfie. Yang kalau pagi antrinya bukan main
  • Parkiran yang cukup luas plus tukang parkirnya. Parkir plus lahan untuk tenda jika kita membawa tenda sendiri adalah Rp. 30.000. Dimintakan oleh petugas yang keliling di pukul 20.00 s/d 21.00. 
  • Toilet yang berfungsi sebagai kamar mandi. Cukup luas dan cukup bersih. Dan masih tahap  direnovasi. Tarif toilet Rp.2000 dan tarif mandi Rp.5000
  • Warung yang menjual berbagai macam makanan dan minuman. Harga masih standar tempat wisata, tidak terlalu mahal. Sebagai contoh, kopi seduh Rp.5000, kopi sachet Rp.2000, indomie seduh Rp.10.000, cemilan di kisaran Rp. 3.000 – Rp.10.000. Beda seribu dua ribu dari harga di minimarket masih terbilang wajar.
  • Tukang bakso dan tukang jagung bakar (yang standby dari sore hingga pagi). Tukang kayu bakar yang mulai muncul ketika matahari terbenam. Tukang nasi uduk yang mulai berjualan pukul lima subuh. Sebelum Anda jajan ke tukang-tukang tersebut, baiknya tanya dulu sebelum pesan. Jangan komplain dengan harga yang mahal karena memang lokasi wisatanya jauh aksesnya dari mana-mana. Jika menurut Anda kemahalan jangan mengeluh, cukup tidak usah dibeli. Karena mahal itu relatif.
  • Sewa tenda Rp.80.000 per malam per tenda, kapasitas 3 – 4 orang, sudah termasuk sewa lahan dan parkir
  • Sewa kamar, yang harganya sayangnya lupa saya tanyakan. Mungkin di kisaran Rp. 100 – 300 ribu per kamar per malam.
  • Flying fox. Yang tidak tahu kapan dioperasikan dan berapa tarifnya
  • Mushola belum ada, sedang dibuat
Dan satu lagi, disini tidak ada sinyal Telkomsel. Dengar-dengar disini yang ada hanya sinyal Indosat. Buat Anda yang masih perlu berkomunikasi bisa membeli kartu perdana Indosat atau menggunakan wifi yang tersedia di gunung luhur, yang entah bayar atau gratis, berapa tarifnya saya kurang tahu. Yang jelas ada wifi, mungkin Anda bisa tanya ke penjaga loket untuk username dan passwordnya.

l lengkapnya bisa Anda download di sini

Jangan lupa follow sosial media kami di Instagram @bayahexplorer

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Perjalanan ke Gunung Luhur, Citorek, Lebak - Banten (14 - 15 Sept 2019) - PART 1

Catatan Perjalanan ke Gunung Luhur, Citorek, Lebak - Banten (14 - 15 Sept 2019) - PART 2