Catatan Perjalanan ke Gunung Luhur, Citorek, Lebak - Banten (14 - 15 Sept 2019) - PART 2

PART 2 - PERJALANAN PERGI DAN PULANG

APA YANG PERLU DIPERSIAPKAN

Perjalanan ke Gunung Luhur adalah perjalanan semi off road, baik Anda berangkat dari Rangkasbitung atau dari Bayah. Jadi yang utama harus Anda persiapkan adalah kendaraan.
Untuk sepeda motor :

  • Pastikan kondisi ban diatas 60%, kalau bisa gunakan ban dual purpose. Pastikan tekanan angin sesuai.
  • Pastikan rem depan belakang masih pakem. Rem yang tidak pakem akan fatal, karena Anda akan menemui turunan yang panjang dengan kontur bebatuan.
  • Jika anda berboncengan pastikan kondisi shockbreaker masih nyaman untuk penumpang.
  • Isi bensin full. Karena sepanjang perjalanan sangat sedikit penjual bensin eceran

Untuk mobil :

  • Dari arah Bayah tidak disarankan menggunakan kendaraan MPV seperti Avanza, Livina, Sigra, dsb. Kendaraan double cabin dan SUV seperti Fortuner atau Pajero masih bisa melahap jalur dari Bayah ke Gunung Luhur, meskipun tetap dengan perjuangan ekstra.
  • Dari arah Rangkasbitung ada baiknya Anda survey terlebih dahulu jalurnya seperti apa menggunakan sepeda motor, atau membawa orang yang sudah pernah melewati jalur tersebut.
  • Tidak ada bengkel mobil dan lokasi yang terpencil menyulitkan untuk evakuasi mobil jika terjadi masalah. Jadi pastikan mobil dalam kondisi siap, tidak ada masalah, dan ekstra hati-hati dalam berkendara.

Untuk perlengkapan yang harus dibawa :

  • Jika Anda memutuskan untuk berkemah sendiri : Tenda, matras, sleeping bag, lampu emergency, senter, kompor, 1 stel baju ganti, jaket (opsional, karena tidak terlalu dingin), uang secukupnya untuk jajan, tiket, dll.
  • Jika Anda memutuskan untuk simple : Baju ganti satu stel, uang yang banyak untuk sewa kamar/tenda, makan, jajan, dll
  • Makanan siap masak, cemilan, air minum. Anda bisa beli di tempat asal (lebih murah tapi agak repot). Atau Anda bisa beli di lokasi (lebih mahal tapi simple). Btw, harga makanan di warung hanya beda seribu dua ribu dari di minimarket. Saran saya untuk makanan dan minuman bisa beli di warung yang ada di Gunung Luhur, untuk meningkatkan ekonomi penduduk lokal.

PERJALANAN PERGI

Bismillah, sembari mengucap doa perjalanan, saya dan putra tertua saya yang berusia 10 tahun memulai perjalanan dari Bayah, hari Sabtu tanggal 14 September 2019 pukul 10.10 melalui Jalur Cikotok. Tiba di Gunung Luhur pukul 14.15 setelah melalui perjalanan yang berliku, berhenti di jalan beberapa kali, shalat dzuhur di Masjid El-Cirotan, salah belok di pertigaan terakhir sejauh 5 km, istirahat dan memasak makan siang di tengah pepohonan pinus.

Kami melakukan perjalanan pergi tanpa panduan GPS. Karena di sebagian besar perjalanan tidak ada jaringan Simpati. Namun sebelumnya saya sempat melakukan riset jalur yang akan kami tempuh.

Meskipun kami berangkat siang hari, namun perjalanan melalui Cikotok kemudian Kawasan Taman Nasional Gunung Salak sama sekali tidak terasa panas. Justru suasana sepanjang jalan terasa sejuk karena sudah memasuki dataran tinggi dan di kiri kanan jalur teduh dengan pohon-pohon besar. Udara yang kami hirup pun berbeda, terasa lebih segar, meskipun kami tinggal di Bayah, daerah yang masih relatif sepi polusi. Mata kemudian dimanjakan dengan eksotisme Kawasan Taman Nasional Gunung Salak.

Keseruan dari suatu rekreasi sejatinya dimulai bukan ketika kaki menginjakkan tempat yang di tuju, namun tatkala kaki ini mulai melangkah dan roda mulai bergulir. Terlebih melalui jalan-jalan yang kami belum pernah lalui sebelumnya. Ketidaktahuan dan keberanian mencoba hal baru, itu yang membuat kami merasa lebih hidup dari sebelumnya.

Tidak banyak halangan yang kami temukan di jalan. Sepeda motor tidak ada masalah, tidak ada insiden apapun, hanya sempat salah belok sepanjang 5 km yang memaksa kami putar balik, total tersesat sejauh 10 km. Lantas tidak terlalu sulit menemukan lokasi yang kami tuju, Gunung Luhur, berada di sebelah kiri jalan. Keramaian yang tidak biasa yang berada di jalan baru yang menghubungkan Lebak Utara dan Lebak Selatan. Jalur yang sudah dibuka namun masih prematur, sebagian masih berupa batuan.

Perjalanan kami ke Gunung Luhur membuka mata kami akan sisi lain dari Kabupaten Lebak. Membuka mata kami bahwa Banten itu luas, terlebih lagi Pulau Jawa dan Indonesia. Pasti lebih luas, dan pasti lebih indah.

PERJALANAN PULANG

Kami memutuskan untuk bongkar tenda setelah selesai menikmati sunrise di Gunung Luhur dari pukul 05.30 s/d 06.30, kemudian memasak sarapan mi instan, yang entah mengapa rasanya lebih lezat dari biasanya. Perjalanan pulang dimulai pukul 07.00 dengan perasaan puas telah menyaksikan keindahan alam ciptaan Allah di negeri di atas awan.

Bismillah, kami memulai perjalanan pulang dengan kalimat Allah agar dijaga sepanjang perjalanan. Kami memutuskan untuk menempuh jalur lain, yaitu Jalur Cikumpay. Yang secara jarak lebih dekat, juga untuk mencari pengalaman baru. Untungnya bagi kami, diantara parkiran motor yang begitu sesaknya, sepeda motor kami masih bisa keluar parkiran dengan mudah. Tips bagi Anda yang berkunjung ke Gunung Luhur menggunakan sepeda motor, datanglah lebih awal (pukul 16.00) agar bisa memilih tempat parkir paling depan untuk memudahkan jika ingin pulang lebih pagi.

Perjalanan pulang dimulai, kami tidak menyadari kalau rem dan ban motor masih dingin dan licin, serta jalan yang kami lalui berupa turunan berkontur batuan dan kerikil. Alhasil kombinasi dari kedua hal itu ditambah masih kurang fokusnya diri saya di pagi hari. Motor kami tergelincir di turunan, tidak ada luka serius, hanya nyeri dan lecet yang menjadi tambahan sarapan kami di pagi itu. Lumayan untuk membuat kami tambah melek dan awas. Mungkin peringatan dari Allah agar kami lebih berhati-hati di trek berikutnya yang memang lebih berbahaya.

Sebelumnya kami belum pernah melewati Jalur Cikumpay yang akan kami lalui. Gambarannya jaraknya lebih dekat, jalannya lebih lebar dengan kontur berbatu, hanya itu yang kami ketahui. Kenyataannya... Memang seperti itu tapi gambaran tidak pernah bisa menyaingi pengalaman. Pengalaman kami melewati jalur Cikumpay :
  1. Memang lebih dekat dan lebih cepat. Berdasarkan odometer di motor, jarak antara Gunung Luhur dan Bayah hanya 30 km, yang berhasil kami lalui selama sekitar 2 jam, berangkat dari Gunung Luhur pukul 07.00 dan tiba di Bayah pukul 10.15, dengan jeda istirahat diantaranya. Yang artinya kecepatan rata-rata kami di jalur itu hanya sekitar 15 km/jam.
  2. Ada turunan curam yang harus diwaspadai. Terlalu banyak mengerem beresiko membuat motor slip dan terjatuh. Kurang rem maka motor berpotensi menabrak batu-batuan yang ukurannya bisa sekepalan tangan. Resiko di ban dan suspensi, bahkan bisa membuat Anda terpental. Alhamdulillah kami melaluinya dengan selamat.
  3. Kondisi sepanjang jalur gersang karena tidak ternaungi oleh pepohonan. Di jam 07.00 sampai jam 10.00 saja sudah berhasil membuat muka kami lebih hitam dari biasanya.
  4. Kondisi jalan bebatuan, dari batuan kerikil sampai batuan sebesar kepalan tangan gorilla. Motor akan terasa seperti disiksa melalui jalur ini.
  5. Jangan lupa memakai sarung tangan, karena jika tidak maka tangan Anda bisa hitam dan kapalan karena terus-terusan memegang handle rem. Mengingat jalurnya cenderung menurun. 
Kesimpulannya, jalur ini lebih cocok untuk kendaraan offroad, baik itu motor trail maupun mobil double cabin. Melewati jalur ini dengan kendaraan standar, bisa saja menggunakan mio ataupun avanza. Tapi siap-siap menyiksa kendaraan Anda hingga titik kampas rem penghabisan, siap-siap service suspensi setelah melewati jalur ini, siap-siap juga ganti ban.

Setiap perjalanan yang dilakukan bukan hanya menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya. Bukan hanya membawa pulang foto dan oleh-oleh. Setiap perjalanan yang dilakukan mengembalikan energi hidup serta membawa pulang pelajaran dan hikmah yang tidak didapat jika kita berdiam diri di rumah.

Artikel lengkapnya bisa Anda download di sini

Jangan lupa follow sosial media kami di Instagram @bayahexplorer

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Perjalanan ke Gunung Luhur, Citorek, Lebak - Banten (14 - 15 Sept 2019) - PART 3

Catatan Perjalanan ke Gunung Luhur, Citorek, Lebak - Banten (14 - 15 Sept 2019) - PART 1